BAB I PENDAHULUAN
Penanaman dan
penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama.
Komodititembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai
sumber pendapatan bagi parapetani, tetapi juga bagi Negara Tanaman
Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi didunia pertanian termasuk
dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak ermasuk golongantanaman
pangan. Tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok.
UsahaPertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal
perkebunan tembakau diIndonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020
hektar, amun jika dibandingkan dengan pertanianpadi, pertanian tembakau
memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga adakegiatan
pertanian lainnya, untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang
baik,banyak faktor yang harus diperhatikan. Selain faktor tanah, iklim,
pemupukan dan cara panen Sebagaimana diketahui tanaman tembakau
merupakan merupakan salah satu komoditi yangstrategis dari jenis tanaman
semusim Perkebunan. Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar,hal ini
karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk
untukmendapatkan pekerjaan dan penghasilan. Berbagai jenis tembakau
dengan berbagai kegunaannya diusahakan di Indonesia, baik olehrakyat
maupun oleh perusahaan, secara garis besar berdasarkan iklim tembakau
yang di produksidi Indonesia dapat dibagi antara lain: a) Tembakau musim
kemarau/Voor-Oogst (VO), yaitubahan untuk membuat rokok putih dan rokok
kretek; b) Tembakau musim penghujan/Na-Oogst(NO), yaitu jenis tembakau
yang dipakai untuk bahan dasar membuat cerutu maupun cigarillo,disamping
itu juga ada jenis tembakau hisap dan kunyah Penerimaan negara dari
komoditi tembakau sangat besar yaitu dari cukai dan setiap tahunterus
meningkat, pada tahun 2007 sebesar 42 trilyun, tahun 2008 sebesar Rp.
50,2 trilyun dantahun 2009 ditargetkan mencapai 52 trilyun, demikian
juga pada periode 5 tahun terakhir devisayang dihasilkan dari ekspor
tembakau senilai US $ 100.627 (48.278 ton). Areal pertanaman di
Indonesia, rata-rata setiap tahun seluas 200.000 Ha dengan
produksi170.000 Ton dengan melibatkan sekitar 600.000 KK petani. Daerah
utama penyebaran untukmemenuhi kebutuhan pabrik rokok terdapat di
Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, JawaTengah, D.I Yogyakarta, Jawa
Timur, Bali, NTB, Lampung dan Sulawesi Selatan, selain itu daerah lainnya hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal di Provinsi NAD, Jambi, SumateraBarat, Sumatera Selatan, dan NTT.
BAB IIA. KLASIFIKASI Taxonomi secara lengkap adalah sebagai
berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom
: Tracheobionta Super Divisi :
Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas :
Asteridae Ordo : Solanales Famili
: Solanaceae Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabacum L.B. MORFOLOGI 1.
Daun Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval)
atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat
lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang berbentuk bulat,
ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi
daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas
lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah.
Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32 helai. 2. Akar
Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh
tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus
tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke
samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulubulu akar.
perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah
menyerap air,dan subur.
4. 3. Batang Tanaman
Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat,
makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang
ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada
setiap ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas
ketiak daun, diameter batang sekitar 5 cm.C. VARIETAS 1. Jenis
Tembakau Cerutu Di Indonesia tembakau cerutu ini dihasilkan
oleh 3 tempat atau daerah lama dan satu tempat daerah baru. Di Jawa
sebagai penghasil tembakau cerutu ialah daerah Besuki Jaawa Timur
yang berpusat di Kabupaten Jember dan Bondowoso, dan daerah antara
Solo dan Yogya yang berpusat di Kabupaten Klaten dan antara Klaten dan
Yogya yang dikenal dengan daerah Vorstlanden a) Tembakau Deli
Tembakau Deli merupakan kualitas terbaik dari tembakau
cerutu jenis pembungkus di seluruh dunia. Adapun ciri khas dari
tembakau ini adalah tipis dan elastis dengan warna cerah.
Budidaya tembakau ini terletak di tanah tanah hitam berdebu
dengan kadar humus rata – rata 16% dan kurang asam (pH 5.00 –
5.6) dan sebagian lagi di tanah tanah sedimenter dan tanah tanah
alluvial yang pada pengendapannya terlihat bahan bahan yang
dasitis b) Tembakau Besuki Yang dimaksud dengan
tembakau Besuki disini adalah tipe tembakau cerutu yang ditanam
pada musim kemarau dan dipanen pada musim penghujan. Tembakau
Besuki memiliki sifat sifat berdaun tipis dan empuk dengan aroma
yang baik c) Tembakau Vorstenlands Budidaya tembakau
ini pada umumnya terletak di lereng lereng kaki gunung Merapi
sebelah Tenggara. Tanah – tanahnya terdiri dari tulvulkanis, yang
terbanyak adalah tanah tanah abu muda yang berwarna kelabu.
5.
2. Jenis Tembakau Sigaret a) Tembakau Virginia Tembakau
Virginia merupakan bahan utama bagi pembuatan rokok atau sigaret
putih. Tembakau ini tidak begitu membutuhkan tanah yang subur,
iklimnya pun kurang khas. Jadi tembakau ini agak mempunyai penyesuaian
baik terhadap iklim maupun tanah. b) Jenis Tembakau Sigaret
lainnya Tembakau Turki Tembakau Turki merupakan
nama yang diberikan pada segolongan tembakau yang sejak berabad
abad termahsyur di seluruh dunia oleh karena mempunyai sifat –
sifat kualitas yang khas. Keunggulan dari tembakau ini
terletak pada aroma yang sangat baik dan spesifik, sehingga karenanya
disebut ―aromatic tobacco‖3. Tembakau Pipa Satu –
satunya tempat hingga kini yang mampu menghasilkan tembakaupipa adalah
Lumajang (Jawa Timur) Ciri khas dari varietas ini adalah
tinggi ramping mirip dengan varietas cerutu Besuki dan Vorstlanden
dengan daun daun duduk. Ada dua tipe pada tembakau pipa ini, yaitu
tipe jembel putih dan tipe kasturi4. Tembakau Asepan Tembakau
tipe ini adalah sejenis tembakau yang pengolahan daunnya dilakukan
dengan cara mengasap. Tembakau ini mempunyai warna yang gelap, daunnya
tebal, berat, kuat dan berminyak5. Tembakau Asli atau Tembakau Rakyat
Yang dimaksud dengan istilah tembakau asli ialah tembakau yang
ditanam oleh rakyat, mulai dari pembuatan persemaian, penanaman dan
pengolahan daunnya. Tembakau tipe ini pada umumnya ditanam pada
akhir musim hujan sehingga pemanenannya jatuh di musim kemarau.
6.
D. SYARAT TUMBUH 1. Suhu dan Iklim Tanaman tembakau pada
umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim yang
sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman
tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh
terhadap mengering dan mengerasnya tanah yang dapat menyebabkan
berkurangnya kandungan oksigen di dalam tanah. Untuk tanaman
tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun,
sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan ratarata
1.500-3.500 mm/tahun. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya
rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya
dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan
jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau
berkisar antara 21-32,30 C. Tanaman tembakau dapat tumbuh pada
dataran rendah ataupun di dataran tinggi bergantung pada
varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan
tanaman tembakau adalah 0 - 900 mdpl. 2. Tanah
Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara
yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase, pH antara 5-6.
Tanah yang sesuai dengan tanaman tembakau dapat juga diadakan
dua golongan, yaitu jenis tembakau yang memerlukan tanah yang
subur (misalnya, tembakau cerutu di daerah Besuki, Klaten, Kedu,
dan Deli). Sedangkan untuk golongan lain (misalnya tembakau untuk
sigaret dan kretek di daerah Bojonegoro, Madura) dapat
dipergunakan tanah yang tidak begitu subur, asalkan diadakan
tindakan tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan tanah dan
pengairannya.
7. BAB III TEKNIK
BUDIDAYAa. PEMBIBITAN Jumlah benih + 8-10 gram/ha, tergantung jarak
tanam. Biji utuh, tidak terserang penyakit dan tidak keriput Media
semai = campuran tanah (50%) + pupuk kandang matang yang telah dicampur
dengan Natural GLIO (50%). Dosis pupuk untuk setiap meter persegi
media semai adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada polybag Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m
sisi Timur dan 60 cm sisi Barat. Benih direndam dalam POC NASA 5
cc per gelas air hangat selama 1-2 jam lalu dikeringanginkan.
Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain
yang dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah
menampakkan akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium
ini benih baru dapat disemaikan. Siram media semai sampai agak
basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam 0,5 cm dan tutup
tanah tipis-tipis. Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki) selama
pembibitan berumur 30 dan 45 hari. Bibit sudah dapat dipindahtanamkan
ke kebun apabila berumur 35-55 hari setelah semai.b. PERSEMAIAN
Umur bibit yang baik untuk dipindahkan ke pertanaman antara 38 – 45
hari, pencabutan bibit dapat dilakukan beberapa kali dan memilih bibit
yang paling baik. Pencabutan bibit dilakukan pada pagi hari dan pada
sore harinya harus segera ditanam (setelah jam 14.00) pada keadaan
normal panjang bibit telah mencapai 20 cm.c. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
Lahan disebari pupuk kandang dosis 10-20 ton/ha lalu dibajak dan
dibiarkan + 1 minggu Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm.
Jarak antar bedeng 90-100 cm dengan arah membujur antara timur dan
barat.
8. Lakukan pengapuran jika tanah masam Siram
SUPERNASA dengan dosis : 10 - 15 botol/ha Alternatif 1 : 1 botol
SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk
menyiram bedengan. Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt
diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter
bedengan. Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet dicampur pupuk kandang
matang 25-50 kg secara merata ke bedengand. PENANAMAN
Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus
rapat, sekitar 90 x 70 cm. Tembakau Madura ditanam dengan jarak 60 x 50
cm yang penanamannya dilakukan dalam dua baris tanaman setiap gulud.
Jenis tembakau rakyat/rajangan umumnya ditanam dengan jarak tanam 90 x
90 cm dan penanamannya dilakukan satu baris tanaman setiap gulud, dan
jarak antar gulud 90 cm atau 120 x 50 cm. Cara penanamannya yaitu
dengan cara Basahi dan sobek polibag lalu benamkan bibit sedalam leher
akar Waktu tanam pada pagi hari atau sore hari.e. PEMELIHARAAN 1.
Penyulamanan Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu setelah tanam, bibit
kurang baik dicabut dan diganti dengan bibit baru yang berumur sama.
2. Penyiangan Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan
pembumbunan yaitu setiap 3 minggu sekali.
9. 3. Pemupukan
Dosis tergantung jenis tanah dan varietas
Dosis Pupuk Makro (kg/ha) Waktu Pemupukan
Urea/ZA SP - 36 KCl
Saat Tanam - 300 - Umur
7 HST 300 - 150 Umur 28
HST 300 - 150 TOTAL
600 300 300 Ket : HST = hari
setelah tanam 4. Pengairan Pengairan diberikan 7 HST = 1-2
lt air/tanaman, umur 7-25 HST = 3-4 lt/tanaman, umur 25-30 HST = 4
lt/tanaman. Pada umur 45 HST = 5 lt/tanaman setiap 3 hari. Pada umur
65 HST penyiraman dihentikan, kecuali bila cuaca sangat kering. 5.
Pemangkasan Pangkas tunas ketiak daun dan bunga setiap 3
hari sekali. Sedangkan untuk pucuk, pangkas pucuk tanaman saat bunga
mekar dengan 3-4 lembar daun di bawah bungaf. PENGENDALIAN HAMA,
PENYAKIT DAN GULMA 1. Hama Ulat Grayak ( Spodoptera litura )
Gejala : berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih
pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang
telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari , semprot
Natural VITURA Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun
terserang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga tangkai
daun rebah. Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat,
penggenangan sesaat, semprot PESTONA.
10. Ulat penggerek
pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk tanaman terserang
berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur /
ulat, sanitasi kebun, semprot PESTONA. Nematoda ( Meloydogyne
sp. ) Gejala : bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat,
tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati. Pengendalian:
sanitasi kebun, pemberian GLIO diawal tanam, PESTONA Kutu -
kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang
disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid, Natural BVR.
Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes
portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni
(Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis).2.
Penyakit Hangus batang ( damping off ) Penyebab : jamur Rhizoctonia
solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan
berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut
tanaman yang terserang dan bakar, pencegahan awal dengan Natural
GLIO. Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala:
timbul bercak- bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas,
pada batang, terserang akan lemas dan menggantung lalu layu dan
mati. Pengendalian: cabut tanaman yang terserang dan bakar,
semprotkan Natural GLIO. Patik daun Penyebab : jamur Cercospora
nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat bercak bulat putih hingga
coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek.
Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah
intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang,
semprot Natural GLIO. Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria
longipes. Gejala: timbul bercak- bercak coklat, selain tanaman
dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur
juga menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan membakar
tanaman yang terserang.
11. Busuk daun Penyebab : bakteri
Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas namun daun
membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan.
Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO.
Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM),
Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimu (Cucumber
Mozaic Virus). Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat.
Pengendalian: menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di
cabut dan dibakar.g. PANEN DAN PASCA PANEN 1. PANEN Pada
umur 70 hari sesudah ditanam daun kelihatan semu kuning keemasan,
salah satu tanda bahwa daun sudah mulai masak dan dapat dimulai dengan
pemetikan pertama kali. Daun dipetik 2 – 3 lembar daun
tiap kali petik. Sesudah pemetikan yang pertama, ditunggau 5 – 7
hari, kemudian dilakukan pemetikan yang kedua, dan seterusnya, tiap
kali petik diselingi 4 – 7 hasi masa tidak ada pemetikan
Jarak waktu ini dapat disesuaikan dengan keadaan, misalnya hujan yang
turun, keadaan tanaman tembakau ,. Pemetikan dilakukan sedemikian
rupa sehingga daun tidak rusak atau terkena tanah atau kotoran
lainnya. Daun yang sudah dipetik hendaknya segera ditutup dengan
karung atau kain supaya terlindung terhadap sinar matahari. Jangan
terjadi daun ditumpuk terlalu banya atau terlalu tinggi dan terlalu
lama. Daun yang masih muda atau yang diserang penyakit jangan
dicampur dengan daun yang baik. Kalau daun masih basah karena embun,
perlu ditunggu dahulu sampai embunnya menjadi kering sebelum
dipetik. Namun seringkali tidak dapat menunggu sampai embun kering
sama sekali, sebab daun tembakau cerutu tidak boleh dipetik terlalu
siang. Daun yang masih agak basah yang sudah dipetik ini perlu
digantung dan diangin anginkan di tempat yang tedh dulu dan tidak boleh
ditumpuk 2. PASCA PANEN a) Pengeringan Daun tembakau
yang sudah dipetik perlu dikeringkan menjadi krosok atau tembakau
rajangan
12. Ada berbagai cara untuk mengeringkan daun: Tembakau rakyat masih banyak yang dikeringkan
dengan menggantungkan daun di dinding rumah atau di atas rumpu
Tembakau rakyat yang bermutu lebih baik dikeringkan dengan
menggantungkan glantang pada plantangan bamboo di bawah sinar
matahari langsung. Hasilnya lebih memuaskan, namun karena dikeringkan
di bawah sinar matahari langsung, mutunya masih belum sempurna
Tembakau yang dirajang (bukan lembaran) dikeringkan dengan
berbagai cara. Di antaranya ada yang dikeringkan di atas api
(digarang) kemudian dikeringkan lagi di sinar matahari penuh
(tembakau garangan). Dan ada juga yang dikeringkan langsung di
bawah sinar matahari tanpa digarang di atas api (tembakau
pepean) Tembakau Virginia dikeringkan dengan cara lain lagi,
yaitu dengan udara panas di dalam sutau ruangan tertutup.
Lembaran daun yang diglantang dimasukkan omprongan dan
digantungkan pada bamboo (plantangan) Pengeringan tembakau yang
kehujanan di masa petik ini dilakukan tidak di bawah sinar
matahari penuh, melainkan di dalam ruangan yang teduh, yaitu di
dalam suatu gudang atap yang dibuat dari bamboo lebar kira –
kira 16m dan panjang 22m.b) Pemeraman Krosok kering yang baru
keluar dari gedung pengering, masih belang, warnanya belum menarik dan
belum memiliki bau dan aroma yang dikehendaki. Untuk mendapatkan
sifat sifat krosok yang diperlukan untuk cerutu dan sigaret, perlu
diadakan pemeraman dengan menumpuk krosok, sehingga dalam tumpukan
krosok terdapat suhu tertentu yang dapat memperbaiki sifat sifat krosok,
sehingga setelah beberapa kali dibolak balik terdapat krosok yang
masak.c) Pemilihan Krosok yang sudah keluar dari gudang
fermentasi selanjutnya perlu dipilih pilih supaya krosok yang sama
mutu warna dan panjangnya dapat disendirikan.
Masing masing partai
krosok yang sama sifatnya dibungkus dan diberi merk sendiri
sendiri sehingga tiap bungkusan berisi krosok yang merata dan sama
sifatnyad) Penyimpanan dan pengiriman Bungkusan tembakau yang
masing masing berisi krosok seberat 80 – 1— kg dan dibungkus dengan
tikar (glanse) perlu disimpan dalam keadaan sebaik – baiknya sehingga
mutunya tidak mundur atau rusak. Selama penyimpanan harus dijaga
kelembaban dan panasnya ruangan. Tumpukan bungkusan tembakau yang
terlalu tinggi dapat merusak krosok. Tumpukan lebih dari 7 tingkat harus
dihindari. Selama penyimpanan tembakau di dalam gudang,
bungkusan tembakau yang ditumpuk tumpuk secara harus dibongkar dan
diganti dengan tumbukan yang baru supaya bungkusan krosok secara
bergili terdapat di ketinggian yang lain di dalam tumpukan
Selama pengiriman, baik di dalam ruangan kapal maupun di dalam gerbong
kereta api dan lain lain alat angkutan selalu harus dijaga kebersihan
dan keamanan terhadap bahaya kebakaran, pencemaran bau yang tidak
diingnkan.
DAFTAR PUSTAKAAnonymousA. 2010.
http://pematangtahalo.blogspot.com/2010/01/budidaya-
tembakau.htmlAnonymous B. 2010. http://www.murasmanrahman.com/node/677
CAnonymous . 2010.
http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya- tembakau.html
DAnonymous . 2010.
http://budidaya-id.blogspot.com/2010/01/teknik-budidaya-
tembakau.htmlAnonymous E. 2010.
http://tuturpamuji.blogspot.com/2010/01/normal-0-false-false-false-
en-us-x-none.htmlAbdullah, Ahmad. 1982. Budidaya Tembakau. CV Yasaguna.
JakartaDjojosoediro, Slamet. 1979. Petunjuk Praktis Menanam Tembakau.
Usaha Nasional. Surabaya